Semester
ini hampir seluruh mata kuliah yang gue ambil memperoleh tugas untuk ujian
akhir semester nantinya. Bukan ujian paper and pencil test alias ujian tertulis. Yang berarti gue harus
terjun langsung ke lapangan untuk mengerjakan tugas, mencari subyek, tema, dan kawan-kawannya. Hal yang gue tunggu-tunggu dan sebenernya agak
membuat malas dan takut. Ditunggu karena penasaran bagaimana sih prosesnya? Juga takut karena waktunya agak bersamaan.
Hari ini, ada satu kejadian yang menurut gue, cukup menyenangkan. Jadi, waktu gue duduk di perpustakaan, gue iseng melirik buku yang berserakan, dengan muka malas, gue mencoba membaca buku yang pertama gue temukan dan seketika gue tertarik dengan tulisan-tulisannya tapi karena menurut gue, bukunya agak berat bahasanya, gw memutuskan beralih ke buku lain yang bisa gue raih tanpa perlu berpindah posisi duduk (malas gerak, hahaha..) dan akhirnya gue menemukan buku yang berjudul It's me!
Seketika merasa mendapatkan pencerahan atas pencarian buku kisah nyata yang bisa dijadikan bahan ujian akhir nanti. Bahasanya mudah, tema bukunya menarik! Semoga bukunya benar-benar dapat membantu tugas akhir gue, hehehe (sambil sembah sujud ke bukunya & diletakkan dengan sangat hati-hati.)
Itu terjadi ketika gue masih tertampar oleh nilai ujian tengah semester, bukan.. Bukan tertampar karena merasa “kok nilainya cuman segitu, ya” atau “kok nilainya kecil banget sih!” Tidak sama sekali. Sebaliknya gue malah merasa “ini nilai gue?”
Hari ini, ada satu kejadian yang menurut gue, cukup menyenangkan. Jadi, waktu gue duduk di perpustakaan, gue iseng melirik buku yang berserakan, dengan muka malas, gue mencoba membaca buku yang pertama gue temukan dan seketika gue tertarik dengan tulisan-tulisannya tapi karena menurut gue, bukunya agak berat bahasanya, gw memutuskan beralih ke buku lain yang bisa gue raih tanpa perlu berpindah posisi duduk (malas gerak, hahaha..) dan akhirnya gue menemukan buku yang berjudul It's me!
Seketika merasa mendapatkan pencerahan atas pencarian buku kisah nyata yang bisa dijadikan bahan ujian akhir nanti. Bahasanya mudah, tema bukunya menarik! Semoga bukunya benar-benar dapat membantu tugas akhir gue, hehehe (sambil sembah sujud ke bukunya & diletakkan dengan sangat hati-hati.)
Itu terjadi ketika gue masih tertampar oleh nilai ujian tengah semester, bukan.. Bukan tertampar karena merasa “kok nilainya cuman segitu, ya” atau “kok nilainya kecil banget sih!” Tidak sama sekali. Sebaliknya gue malah merasa “ini nilai gue?”
Eh?
Kenapa merasa kayak gitu? Yah, karena setelah keluar ruang ujian walau sudah
lupa bagaimana situasi dan kondisi waktu itu, tapi jujur, gue merasa gue tidak
membahas jawaban dari soal-soal yang setia bersama gue di ruang ujian. Oke, say thank you to long term memory dan
soal pilihan ganda. Hehehe.. C’mon.. Nilai bukan untuk dicaci maki hanya karena
tidak sesuai dengan expectation kita! Hasil tersebut juga merupakan hasil kejujuran kita, hargai itu.
Kita boleh menduga akan tetapi jangan terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Jatuh juga tidak enak, bukan begitu? Bersyukurlah mulai dari hal paling sederhana seperti menerima suatu peristiwa ataupun kejadian tertentu sambil tetap terus menerus berusaha tanpa menyerah ataupun mengeluh. Dibantu dengan tindakan nyata beserta doa.
Kita boleh menduga akan tetapi jangan terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Jatuh juga tidak enak, bukan begitu? Bersyukurlah mulai dari hal paling sederhana seperti menerima suatu peristiwa ataupun kejadian tertentu sambil tetap terus menerus berusaha tanpa menyerah ataupun mengeluh. Dibantu dengan tindakan nyata beserta doa.
Gue
sedang berusaha keras untuk berhenti mengucapkan kata “takut” untuk semua hal. Gue ditampar juga sama kalimat dosen yang
bilang bahwa beliau dulunya juga senang mengucapkan kata “takut” dan menyadari pengulangan kata tersebut berbahaya untuk diri
kita sendiri, kalau terus menerus takut, kapan kita maju? Mulai sekarang gue harus
menginjak-injak dan membuang ke antah berantah. Singkirkan kata “takut” dalam hidup gue!
Komik
yang tentang anak-anak. Nanti bakal gue post sedikit tentang komik Love so life karena topiknya menarik
untuk dibaca. Terutama kalau suka anak kembar cewek-cowok♥
Sedangkan untuk Chibi Fairy itu menarik karena gue suka pengarangnya, gambarnya khas walau ceritanya kebanyakan mengenai peri, beberapa hal yang tidak nyata dan penggambaran emosi setiap karakter terkadang agak berlebihan.
Sedangkan untuk Chibi Fairy itu menarik karena gue suka pengarangnya, gambarnya khas walau ceritanya kebanyakan mengenai peri, beberapa hal yang tidak nyata dan penggambaran emosi setiap karakter terkadang agak berlebihan.