Thursday, 30 August 2012

Kamis, 30 Agustus 2012

     Untuk kesekian kalinya saya membuat blog. Biasanya blog saya terlupakan dikarenakan sudah tidak ingat lagi alamat email maupun kata sandinya. Blog ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Wawancara juga sembari meringkas yang saya peroleh selama mengikuti perkuliahan tersebut.
     Selama penjelasan yang diberikan oleh Ibu Henny selaku pengajar mata kuliah Teknik Wawancara, ada banyak yang membuat saya merenung. Selama ini, saya benar-benar sekadar hanya demi mengerjakan tugas maka saya wawancara, saya belum mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai wawancara itu sendiri. Mengapa saya katakan demikian?
1.    Saya kurang memahami budaya orang lain dan tidak terlalu tertarik untuk mempelajari budaya lain dan terkadang segan untuk melanjutkan percakapan apabila lawan bicara saya meninggikan suaranya. Sedangkan sebenarnya budaya itu mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpretasi kejadian yang ia alami, menilai penyebab juga mungkin untuk mengungkapkan stres. Saya masih sering memiliki asumsi-asumsi dan stereotipe yang belum tentu benar.
2.    Dalam berkomunikasi, terkadang bahasa yang digunakan oleh saya, agak sulit untuk dicerna karena saya cenderung hanya ekspresif apabila saya mengenal dengan baik lawan bicara saya. Kualitas suara saya juga kurang tegas dan canggung untuk memulai suatu percakapan. Terkadang jika topik pembicaraan memang saya minati, saya akan terus menerus berbicara tanpa jeda sehingga terkadang lawan bicara akan merasa bosan mendengarnya.

     Karena keterampilan wawancara itu secara tidak langsung mengharuskan kita untuk menyadari adanya perbedaan budaya setiap individu juga perbedaan cara pandang dalam menghadapi apapun. Sebagai pewawancara juga harus dapat menghargai, memperhatikan dan mendengarkan apapun jawaban yang diberikan narasumber. Bisa untuk mengembangkan pertanyaan sehingga narasumber tidak merasa bosan dan alur pertanyaan terarah dengan baik.
     Memiliki wawasan yang luas sehingga memahami dan menguasai topik materi yang ditanyakan. Menggunakan bahasa yang baik dan benar serta mudah dimengerti. Juga bersikap sopan santun selama proses wawancara. Dapat berempati dengan narasumber.
     Merespon jawaban narasumber dengan tepat agar tidak berlebihan sehingga narasumber merasa tersinggung dengan reaksi pewawancara. Harus netral dengan apapun jawaban yang mungkin diberikan narasumber. Dan terakhir, memahami kondisi narasumber sehingga perlu untuk berempati.

-Theresia Syanli Octavia (705100061)